Your Ad Here
Lilypie Kids birthday PicLilypie Kids birthday Ticker
Related Posts Widget for Blogs by LinkWithin

Myspace Calendars, Fun Calendars at WishAFriend.com
Blog Widget by LinkWithin

Saturday, March 28, 2009

Anak sebaiknya tidur terpisah atau tidur bersama??

dari iqi kecil, ia sudah terbiasa tidur bersama kakek dan neneknya. maklum aja, iqi kan cucu pertama dan satu-satunya di keluarga maskoe..jadi tiap mlm "diculik" untuk bisa tidur sama kakek neneknya...kecuali kalo kakek dan neneknya sedang pergi lama, baru deh iqi bisa bobo berduaan sama bundanya..kecuali kalo kami sudah pindah rumah sendiri sekitar bulan mei ini...iqi bisa bebas bobo bareng kami... tapi mengingat umur iqi yang sudah cukup besar ( 1 tahun 3 bulan) sepertinya ga ada salahnya dia juga belajar sedikit demi sedikit untuk tidur di kamarnya sendiri kelak..karena manfaatnya buanyaak lho..sobat bunda mau lebih tahu tentang hal ini?simak postingan berikut ini yach..
Beberapa sobat bunda pasti memiliki masalah yang sama mengenai ini. Beberapa sobat bunda ada yang memilih tidur bersama buah hatinya dan beberapa lainnya mencoba mengajarkan anaknya tidur sendiri sedari bayi. Well, ga ada yang benar atau salah dalam menentukan kedua pilihan tersebut. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Anak tidur bersama orangtuanya
Pilihan yang satu ini mungkin menjadi pilihan utama bagi sobat bunda dalam mengasuh anak, terlebih bagi sobat bunda yang baru saja memiliki buah hati (anak pertama). Alas an karena ingin selalu dekat dengan buah hati dan rasa khawatir jika melepas si kecil untuk tidur sendiri membuat sobat bunda memilih untuk tidur bersama si kecil.
Namun yang perlu diingat, anak yang terbiasa tidur sekamar dengan orangtuanya, setelah ia cukup besar biasanya akan sulit untuk diminta tidur sendiri. Belum lagi, potensi anak tumbuh menjadi anak yang penuntut dan manja akan cukup besar.
Kecuali sobat bunda bisa menyiasati semua hal itu dengan pandai maka si kecil pada akhirnya akan berani tidur sendiri meskipun proses itu akan memakan waktu yang lama. Terlebih jika ia semakin bertambah usia, lambat laun si kecil akan ikut “memaksa” dirinya sendirinya untuk memilih tidur sendiri. Hal ini biasannya karena ia mulai merasa malu baik dengan dirinya, orangtuanya, maupun teman-temannya jika mengetahui ia masih tidur sekamar dengan orangtuanya.
Jika sobat bunda memilih untuk tidur sekamar dengan anak, sebaiknya memperhatikan beberapa hal dibawah ini:
  • Gunakanlah kasur yang tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu lunak. Hal ini bisa menyebabkan sang anak ‘tenggelam’ dan memungkinkan ruang geraknya menjadi sempit. Begitu juga sebaiknya jangan menggunakan ranjang air karena terlalu lentur dan bisa menyebabkan sang anak terperangkap dan tak leluasa untuk bergerak
  • Sebaiknya pergunakan selimut seprlunya saja misalnya jika suhu ruang dingin atau banyak nyamuk. Pemakaian selimut seminimal mungkin dimaksudkanuntuk mengurangi resiko wajah bayi.
  • Jika salah satu dari sobat bunda memiliki kebiasaan tidak bisa diam saat tidur (grasak-grusuk) sebaiknya menjaga jarak dengan bayi atau untuk lebih amannya letakkann bayi dalam boks bayi namun tetap dalam satu ruang kamar.
  • Jangan pernah lengah untuk mengawasi posisi bayi setiap kali sobat bunda hendak meniggalkan tempat tidur meskipun hanya sebentar seperti ke toilet atau ke dapur.
  • Untuk keamanan sang bayi, jika sobat bunda ingin tetap tidur bersamanya, sebaiknya sobat bunda menurunkan kasur dari ranjang dan meletakkannya di bawah/lantai. Hal ini untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan seperti bayi terjatuh dari ranjang.

Anak tidur terpisah dari orangtua

Sebenarnya sedari bayi dilahirkan sebaiknya sudah tidur terpisah dari orangtuanya. Namun pada kenyataannya banyak orangtua enggan tidur terpisah dari bayinya dan baru berani memulainya saat si kecil berusia 3tahun. Hal ini dikarenakan pada awal-awal mengasuh bayi, perasaan cemas dan ketakutan berlebih terhadap buah hatinya masih dirasakan orangtua. Saat usia 3tahun, perasaan cemas dan ketakutan itu sudah mulai berkurang sehingga orangtua baru berani melepaskan anaknya tidur terpisah.

Dengan tidur terpisah, sobat bunda dapat mengajarkan kemandirian pada si kecil yang bermanfaat untuk kehidupannya dewasa nanti. Dengan tidur terpisah juga bisa memperkenalkan arti perpisahan dan pertemuan dalam kehidupan yang ia jalani.
Sobat bunda tidak perlu khawatir akan kehilangan waktu untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal dengan si kecil saat ia sudah tertidur. Banyak hal yang bisa anda lakukan sebagai komunikasi dengan si kecil. Mengelus rambut, mencium, menyanyikan lagu untuknya serta mengusap punggungnya masih sobat bunda dapat lakukan meskipun si kecil sudah tertidur lelap. Lalu apakah ia bisa mendengar dan merasakan ungkapan kita?tentu saja. Meskipun dalam keadaan tertidur lelap, ungkapan sayang dan cinta tulus yang kita berikan padanya saat ia tertidur, akan tetap mampu didengar dan dirasakan oleh si kecil. Itulah keajaiban cinta.
Kegelisahan memang sedikit menggelayuti hati sobat bunda kala hendak tidur. Awalnya, tidur sobat bunda menjadi tidak tenang, atau sedikit-sedikit mengecek keadaan si kecil di kamar yang lain. Hal ini acapkali menjadi suatu rutinitas pada jam tidur sobat bunda. Namun semua hal tersebut dapat sobat bunda minimalisir dengan tips n trick berikut ini :
  • Sebaiknya sobat bunda menempatkan kamar si kecil dekat dengan kamar sobat bunda. Atau sobat bunda juga bisa menempatkan kamarnya saling berhubungan dengan anda. Sehingga jika si kecil terbangun, sobat bunda bisa langsung mengecek keadaan si kecil.
  • Bila sobat bunda memiliki budget berlebih, belilah radio monitor yang dapat memancarkan suara si kecil, baik desahan maupun tangisannya. Bahkan saat ini telah ada radio monitor yang dilengkapi dengan kamera (harganya masih tinggi diatas RP. 1jutaan). Dengan teknologi ini anda bahkan dapat memantau tingkah laku si kecil secara visual.
  • Agar jam tidur sobat bunda tidak terganggu oleh kebiasaan bangun malam si kecil, sebaiknya anda mengenali dulu jam tidur anak. Jadi sobat bunda bisa langsung terbangun pada jam-jam ia terbiasa terbangun . Cobalah untuk mendisplinkan waktu tidur anak. Hal bisa dilakukan dengan cara membangunkan anak terlebih dahuu agar ia tidak terbangun di saat anda tertidur. Misalnya sobat bunda biasa tidur jam 11 malam, maka coba bangunkan si kecil yang tertidur. Namun jangan segera menggendongnya. Cukup berikan dia ASI, atau gantikan popoknya, lalu tidurkan ia kembali. Ini akan mencegah si kecil bangun malam dan anda bisa melanjutkan tidur malam anda.

  • Jika si kecil sudah cukup dewasa, sobat bunda bisa menyediakan air minum pada kamar si kecil. Letakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh si kecil. Jika si kecil terbangun karena haus, ia akan bisa langsung menemukan air minumnya dan tidur kembali. Sedangkan untuk menghindari ia buang air kecil saat tidur, biasakan si kecil untuk pergi ke kamar mandi sebelum ia tertidur.
Nah, kini sobat bunda sudah mengetahui beberapa hal mengenai tidur anak. Memilih tidur terpisah dengan anak atau tidur sekamar tentu bukan menjadi persoalan yang sulit bukan?tinggal sobat bunda yang menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

Comments :

0 komentar to “Anak sebaiknya tidur terpisah atau tidur bersama??”

Post a Comment

comment here..

visitor counter


 

Copyright © 2009 by FREE 2 BE